TEKNIK PENGHENTIAN PERDARAHAN, PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN
A. Apa upaya yang anda lakukan apabila anda diharapkan pada pasien yang mengalami internal bleeding yang disebabkan pada adanya trauma seperti benturan ,pukulan dan lain-lain sehingga menyebabkan rusak/pecahnya pembuluh darah sehingga biasanya muncul bengkak kan atau memar?
PEMBAHASAN
Upaya yang anda lakukan apabila anda dihadapkan pada pasien yang
mengalami internal bleeding yang disebabkan adanya trauma seperti benturan,
pukulan dll sehingga menyebabkan rusak/ pecahnya pembuluh darah sehingga
biasanya muncul bengkak atau memar yaitu dilakukan dengan teknik RICE
Pengobatan memar dapat dilakukan melalui berbagai cara. Yang
pertama adalah mengurangi rasa sakit. Ini dapat dilakukan dengan memberikan
analgesik/antiinflamasi topikal maupun oral. Sediaan anti koagulan, seperti
heparin (Thrombophob), juga membantu meredakan nyeri dan pembengkakan jika
tidak ada luka terbuka.
PEMBAHASAN
Berdasarkan jenis
perdarahan :
1.
Perdarahan Luar
(External Bleeding)
Jenis perdarahan ini terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh
darah disertai dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari
tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut
Kehilangan darah dalam perdarahan internal tidak terlihat karena
kulit masih utuh. Perdarahan internal mungkin terjadi didalam
jaringan-jaringan, organ-organ, atau di rongga-rongga tubuh termasuk kepala,
dada, dan perut. Perdarahan internal terjadi ketika kerusakan pada arteri atau
vena menyebabkan darah terlepas dari sistim sirkulasi dan terkumpul didalam
tubuh. Jumlah perdarahan tergantung pada jumlah kerusakan pada organ dan
pembuluh-pembuluh darah yang mensuplainya, serta kemampuan tubuh untuk
memperbaiki pecahan-pecahan pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah.
Perdarahan internal paling sering terjadi disebabkan oleh :
Kebanyakan orang-orang mengerti bahwa jatuh dari ketinggian atau
terlibat dalam kecelakaan mobil dapat mengakibatkan tekanan dan trauma yang
besar pada tubuh. Jika tenaga tumpul terlibat, bagian luar tubuh mungkin tidak
perlu rusak, namun tekanan yang cukup mungkin terjadi pada organ-organ internal
(dalam) untuk menyebabkan luka dan perdarahan.
Perlambatan mungkin menyebabkan organ-organ dalam tubuh digeser
didalam tubuh. Ini mungkin memotong pembuluh-pembuluh darah dari organ-organ
dan menyebabkan terjadi perdarahan. Ini seringkali adalah mekanisme untuk
intracranial bleeding seperti epidural atau subdural hematomas. Tenaga yang
dikerahkan pada kepala menyebabkan luka percepatan/perlambatan pada otak,
menyebabkan otak untuk "memantul ke sekeliling" didalam tengkorak.
Ini dapat merobek beberapa vena-vena kecil pada permukaan otak dan menyebabkan
perdarahan. Karena otak dibungkus didalam tengkorak, yang adalah struktur yang
padat, bahkan sejumlah kecil darah dapat meningkatkan tekanan didalam tengkorak
dan mengurangi fungsi otak.
Perdarahan mungkin terjadi dengan tulang-tulang yang patah.
Tulang-tulang mengandung sumsum tulang (bone marrow) dimana produksi darah
terjadi. Mereka mempunyai suplai-suplai yang kaya darah, dan jumlah-jumlah
darah yang signifikan dapat hilang dengan fractures. Kepatahan dari tulang yang
panjang seperti femur (tulang paha) dapat berakibat pada kehilangan satu unit
darah (350-500cc). Tulang-tulang yang datar seperti pelvis memerlukan jauh
lebih banyak tenaga untuk menyebabkan fracture, dan banyak pembuluh-pembuluh
darah yang mengelilingi struktur dapat dirobek oleh trauma dan menyebabkan
perdarahan secara besar-besaran.
Perdarahan internal mungkin terjadi secara spontan, terutama pada
orang-orang yang mengkonsumsi obat-obat anti-penggumpalan (anticoagulation)
atau yang mempunyai penyakit-penyakit perdarahan yang diturunkan (diwariskan).
Benturan-benturan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mungkin menyebabkan
persoalan-persoalan perdarahan yang signifikan.
Perdarahan internal mungkin disebabkan sebagai efek sampingan dari
oba-obat (paling sering dari obat-obat antiperadangan nonsteroid seperti
ibuprofen dan aspirin) dan alkohol. Unsur-unsur ini dapat menyebabkan
peradangan dan perdarahn dari esophagus, lambung, dan duodenum (usus dua belas
jari), bagian pertama dari usus kecil ketika ia meninggalkan lambung.
Penyalahgunaan alkohol jangka panjang dapat juga menyebabkan
kerusakan hati, yang dapat menyebabkan persoalan-persoalan perdarahan melalui
keberagaman dari mekanisme-mekanisme.
Beberapa tanda
perdarahan internal, antara lain :
· Cedera
pada bagian luar tubuh
· Adanya
memar disertai nyeri pada tubuh
· Nyeri,
bengkak, perubahan bentuk pada alat gerak
· Nyeri
tekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding perut membesar
· Muntah
darah
· Buang
air besar berdarah, bak darah segar, maupun darah hitam seperti kopi
· Luka
tusuk, khususnya pada batang tubuh
· Darah
atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga
· Batuk
berdarah
· Buang
air kecil campur darah
· Gejala
atau tanda syok.
Berdasarkan sumber perdarahan
:
1
Pendarahan Arteri
Darah yang keluar dari pembuluh nadi keluar menyembur sesuai
dengan denyut nadi dan berwarna merah terang karena masih kaya dengan oksigen.
Tanda – tandanya :
© Warna
darah merah muda
© Keluar
secara memancar sesuai irama jantung
© Biasanya
perdarahan sukar untuk dihentikan
2
Pendarahan Vena
Darah yang keluar dari pembuluh vena mengalir lambat, berwarna
merah gelap karena mengandung karbon dioksida.
Tanda – tandanya :
© Warna
darah merah tua
© Pancaran
darah tidak begitu hebat dibanding perdarahan arteri
© Perdarahan
mudah untuk dihentikan dengan cara menekan dan meninggikan anggota badan yang
luka lebih tinggi dari jantung
3
Pendarahan
Kapiler
Berasal dari pembuluh darah kapiler, darah yang keluar merembes.
Pendarahan ini sangat kecil sehingga hampir tidak memiliki tekanan/semburan.
Warnanya bervariasi antara merah terang dan merah gelap.
Tanda – tandanya :
© Perdarahan
tidak hebat
© Keluar
perlahan – lahan berupa rembesan
© Biasanya
perdarahan berhenti sendiri walaupun tidak diobati
© Mudah untuk
menghentikan dengan perawatan luka biasa
Pembahasan :
Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah
dibawahnya terhenti sama sekali. Sehelai pita kain yang lebar, pembalut
segitiga yang dilipat-lipat atau sepotong karet ban sepeda dapat dpergunakan
untuk keperluan ini. Panjang torniket haruslah cukup untuk dua kali melilit
bagian yang hendak dibalut. Tempat yang terbaik untuk memasang torniket ialah
lima jari dibawah ketiak ( untuk perdarahan di lengan) dan lima jari dibawah
lipat paha (untuk perdarahan di kaki)
Caranya : Lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki. Lebih baik lagi
apabila sebelumnya dialasi dengan kain atau kain kasa, untuk mencegah lecet di
kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain masih perlu dikencangkan
dengan sepotong kayu. Caranya eratkan torniket dengan sebuah simpul hidup,
kemudian selipkan sebatang kayu diatas simpul tersebut. Selanjutnya diikat lagi
dengan simpul mati. Kemudian putar kayu itu seperti memutar keran air untuk
mengencangkan torniket. Tetapi jangan diputar terlalu keras karena dapat
melukai jaringan-jaringan di bawahnya. Tanda torniket sudah kencang ialah
menghilangnya denyut nadi di tempat yang rendah dari torniket dan warna kulit
di daerah itu menjadi pucat kekunungan.
Bagian yang ditorniket
tidak boleh ditutupi atau diselimuti benda apapun. Biarkan saja dalam keadaan
terbuka. Juga tidak boleh dipanaskan dengan cara apapun. Hal ini untuk tidak
mempercepat kematian jaringan yang dialiri oleh darah. Setiap 10 menit torniket
boleh dikendorkan ( dengan memutar kayunya) selama 30 detik tepat. Selama
torniket kendor, luka ditekan dengan kasa steril.
Biasanya dilakukan pada
:
▪ Perdarahan hebat
▪ Tangan/ kaki putus
Tempat yang baik
melakukan pemasangan torniket : 5 jari di atas luka
Jenis tourniquets
:
a)
Bedah tourniquets
Bedah tourniquets sering digunakan dalam bedah
ortopedi .Tourniquet bedah dengan lengan perlindungan ekstremitas dalam
persiapan untuk operasi. Bedah tourniquets mencegah aliran darah ke ekstremitas
dan memungkinkan ahli bedah untuk bekerja dalam bidang operasi berdarah. Hal
ini memungkinkan prosedur pembedahan yang akan dilakukan dengan presisi perbaikan,
keselamatan dan kecepatan. Tourniquets yang banyak digunakan dalam bedah
ortopedi dan plastik, serta dalam anestesi regional intravena (Bier anestesi
blok) di mana mereka melayani fungsi tambahan untuk mencegah bius lokal di
dahan dari memasuki sirkulasi umum.
b)
Darurat
tourniquets
Tourniquets darurat digunakan dalam keadaan darurat pendarahan,
kontrol untuk mencegah kehilangan darah yang parah dari trauma ekstremitas.
Tourniquets darurat biasanya digunakan sebagai upaya terakhir, terutama dalam aplikasi
sipil, karena bisa membunuh jaringan, dan menyebabkan kerusakan ekstremitas
bawah.
D. Bagaimana
cara anda mengatasi perdarahan pada daerah arteri dan vena?
PEMBAHASAN
Cara mengatasi perdarahan pada arteri dan vena secara prinsipnya
sama yaitu dengan cara balut dan tekan, hanya saja pada arteri waktu dan
tekanan yang diberikan lebih besar dari pada menghentikan perdarahan pada
daerah vena.
Teknik mengontrol
perdarahan luar yaitu dikendalikan dengan metode DEPP, antara lain:
a. DIRECT PRESSURE adalah Menekan langsung sumber
perdarahan. Teknik ini merupakan penanganan awal saat terjadinya
perdarahan yang efektif, idealnya teknik penekanan langsung dapat menggunakan
balutan steril untuk menghindari infeksi. Apabila tidak terdapat balutan yang
steril dapat menggunakan kain yang bersih. Caranya yaitu tekan bagian yang
berdarah tepat diatas luka. Jangan buang waktu untuk mencari penutup luka.
Umumnya perdarahan akan terhenti sekitar 5 – 15 menit kemudian. Beri penutup
yang tebal pada akan terhenti sekitar 5 – 15 menit kemudian. Beri penutup yang
tebal pada tempat perdarahan. Bila belum berhenti dapat ditambah penutup lain,
tanpa melepas penutup pertama. Khusus pada alat gerak, setelah melakukan
penekanan perlu dilakukan pemeriksaan nadi distal untuk memastika aliran darah
tidak terganggu. Bila nadi hilang maka penekanan perlu diperbaiki.
b. ELEVATION
(Dilakukan bersamaan dengan Tekanan Langsung). Setelah dilakukan penekanan
langsung, maka tinggikan area perdarahan lebih tinggi dari pada jantung untuk
mengurangi volume darah yang mengalir ke areal luka yang menyebabkan
perdarahan. Teknik elevasi ini dilakukan dengan catatan tidak
terjadi fracture (Patah Tulang), karena apabila sebelum fracture tersebut di
Imobilisasi, dapat mengakibatkan perdarahan yang lebih banyak lagi, dikarenakan
dapat merusak jaringan disekitar fracture karena terlalu banyak digerakkan. c. PRESSURE POINT (Titik Tekan). Apabila perdarahan sulit untuk dikontrol
dengan tekhnik direct pressure (Penekanan langsung pada sumber perdarahan),
lakukanlah teknik ini dengan menekan arteri besar yang mengarah ke areal sumber
perdarahan. cara mencari titik arteri dengan meraba (Palpasi) dan yang lebih
mudah dilakukan adalah meraba daerah pangkal, karena letak arteri tidak dalam,
sehingga lebih mudah dicari dan lebih cepat. Ada beberapa titik tekan, yaitu :
- Arteri Temporalis
Terletak di pangkal atas
(di atas) telinga kiri dan telinga kanan kita.
- Arteri Karotis
Berada di sebelah kiri
dan kanan (Berjarak sekitar 2 jari) dari jakun kita.
- Arteri Brakhialis
Berada di sendi siku ( Bagian dalam) tangan kiri dan tangan kanan kita.
- Arteri Radialis
Berada di sendi antara
lengan bagian bawah dengan telapak tangan kanan dan kiri kita.
- Arteri Femoralis
Berada di bagian
selangkangan atas kiri dan kanan kita.
langsung sumber perdarahan dengan menggunakan kain/ balutan steril
dan di bebat (dapat menggunakan tencocreepe atau elastic bandage). Selain itu juga dilakukan dengan torniket dan kompres dingin. (Darwis Allan, 2001 : 58-59)
Perawatan pendarahaan :
Perdarahan besar :
· Jangan
membuang waktu hanya untuk mencari penutup luka
· Tekan
langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan)
· Pertahankan
dan tekan cukup kuat
· Rawat
luka setelah perdarahan terkendali
Perdarahan
ringan atau terkendali :
· Gunakan
tekanan langsung dengan penutup luka
· Tekan
sampai perdarahan terkendali
· Pertahankan
penutup luka dan balut
· Sebaiknya
jangan melepas penutup luka atau balutan pertama
Perdarahan
dalam atau curiga ada perdarahan dalam
· Baringkan
dan istirahatkan penderita
· Buka
jalan napas dan pertahankan
· Periksa
berkala pernapasan dan denyut nadi
· Perawatan
syok bila terjadi syok atau diduga syok
· Jangan
beri makan atau minum
· Rawatlah
cedera berat lainnya bila ada
· Bila
ada beri oksigen
· Rujuk
ke fasilitas kesehatan.
PEMBAHASAN
Tujuan dari pembidaian
itu sendiri adalah :
© Mengurangi/menghilangkan
nyeri dengan cara mencegah pergerakkan fragmen tulang,sendi yang dislokasi dan
jaringan lunak yang rusak.
© Mencegah
kerusakan lebih lanjut jaringan lunak (otot,medula spinalis,syaraf
perifer,pembuluh darah) akibat pergerakan ujung fragmen tulang.
© Mencegah
laserasi kulit oleh ujung fragmen tulang ( fraktur tertutup jadi terbuka).
© Mencegah
gangguan aliran darah akibat penekanan ujung fragmen tulang pada pembuluh
darah.
© Mengurangi/menghentikan
perdarahan akibat kerusakan jaringan lunak.
PEMBIDAIAN SENDIRI BISA DI LAKUKAN DENGAN ALAT ALAT SEDERHANA YANG
ADA DI SEKITAR KITA, SEPERTI KAIN, SELENDANG, JARIK, BANTAL, KAYU ATAU ALAT
BIDAI KHUSUS BILA BERADA DI FASILITAS KESEHATAN.
Prinsip prinsip
pembidaian adalah sebagai berikut :
· Buka
pakaian yang menutup bagian anggota tubuh yang akan di bidai.
· Lakukan pemeriksaan
status vaskular ( denyut nadi dan pengisian kapiler) serta status motorik dan
sensorik di distal trauma.
· Tutup
semua luka dengan kasa steril atau dengan kain yang bersih.
· Jangan
memindahkan/menggerakkan anggota gerak sebelum dilakukan pembidaian.
· Pada kasus
fraktur,pembidaian harus mencakup 2 sendi di bagian proksimal (atas) dan distal
( bawah) dari fraktur tersebut.
· Pada
trauma sendi,pembidaian harus mencakup tulang di sebelah proksimal dan distal
sendi.
· Semua
bidai harus di beri bantalan lunak agar tidak merusak jaringan lunak (otot)
sekitarnya.
· Selama
pembidaian anggota gerak harus di topang dengan tangan untuk mernghindari
trauma lebih lanjut.
· Jika terjadi deformitas
( berubah bentuk), lakukan traksi ( penarikan) untuk memulihkan kesejajaran
anggota gerak (realignement).
· Jika
terdapat tahanan saat di lakukan traksi,pembidain dilakukan pada posisi apa
adanya.
· Pembidaian
trauma tulang belakang dilakukan dengan prinsip neutral in-line position.
· Jika
ragu ragu apakah terjadi patah tulang/fraktur,dislokasi tetap lakukan
pembidaian
PEMBAHASAN
I.
FRAKTUR COSTAE
Perhatian utama pada kondisi suspect fraktur costae adalah upaya
untuk mencegah bagian patahan tulang agar tidak melukai paru. Upaya terbaik
yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama di lapangan sebelum pasien
dibawa dalam perjalanan ke rumah sakit adalah memasang bantalan dan balutan
lembut pada dinding dada, memasang sling untuk merekatkan lengan pada sisi dada
yang mengalami cedera sedemikian sehingga menempel secara nyaman pada dada.
II.
FRAKTUR
TULANG BELAKANG
Pasien yang dicurigai menderita fraktur tulang belakang/punggung,
harus dibidai menggunakan spine board atau bahan yang semirip mungkin dengan
spine board.
III.
FRAKTUR
SERVIKAL
Dalam kondisi darurat, bisa dilakukan pembidaian dengan
pembalutan. Pembalutan dilakukan dengan hati-hati tanpa menggerakkan bagian
leher dan kepala. Pembalutan dianggap efektif jika mampu meminimalisasi
pergerakan daerah leher. Jika tersedia, fixasi leher paling baik dilakukan
menggunakan cervical Collar
G. Sebutkan jenis pembalut dan fungsinya
masing-masing (digunakan pada kasus apa)?
PEMBAHASAN Jenis-jenis pembalut :
1 Mittela :
Bahan
pembatuk segitiga sama kaki berbagai ukuran panjang kaki 50-100 cm
Pembalut ini dipergunakan pada
bagian kaki yang berbentuk bulat atau untuk menggantung bagian anggota badan
yang cedera
Pembalut ini biasa dipakai pada
cedera di kepala ,bahu ,dada,siku,telapak tangan ,pinggul,telapak kaki dan
untuk menggantung lengan
2) Dasi :
Pembalut ini adalah mitella
yang dilipat-lipat dari salah satu sisi segitiga agar beberapa lapis
dan berbentuk seperti pita di kedua ujung –ujungnya lancip dan lebarnya 5-10 cm
Pembalut ini biasa
dipergunakan untuk membalut
mata,dahi,rahang,ketiak,lengan,siku,paha,lutut,betis dan kaki
terkilir
Cara
membalut:
· Bebatkan
pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
· Diusahakan
agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya saling
menarik
· Kedua
ujung diikatkan secukupnya.
3) Pita :
Pembalut
ini dapat dibuat dari katun ,kassa,flannel,atau bahan elastic .Yang paling
sederhana adalah dari kasssa,hal ini karena kassa mudah menyerap air
,darah dan tidak mudah bergeser ( kendor )
Macam-macam pembalut dan penggunaannya :
§ Lebar 2,5
cm untuk jari-jari
§ Lebar 5 cm
untuk leher dan pergelangan tangan
§ Lebar 7,5
cm untuk kepala,lengan,atas bawah,betis dan kaki
§ Lebar 10 cm
untuk paha dan sendi pinggul
§ Lebar >
10 cm untuk dada ,perut dan punggung
Cara membalut anggota
badan (tangan/kaki):
· Sangga
anggota badan yang cedera pada posisi tetap
· Pastikan
bahwa perban tergulung kencang
· Balutan
pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan
dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari
distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang
lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus
2 kali.
· Dibebatkan
terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara
bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi duapertiga
bagian sebelumnya.
· Selesaikan
dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau
jepitan perban.
4) Plester :
Pembalut ini untuk merekatkan
penutup luka ,untuk fiksasi pada sendi yang terkilir ,untuk merekatkan pada
kelainan pada patah tulang
Khusus untuk penutup
luka ,biasa dilengkapi dengan antiseptic
· Luka
diberi antiseptic
· Tutup
luka dengan kassa
· Baru
letakkan pembalut plester.
5) Pembalut
yang spesifik :
Sofratulle
adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat pembunuh kuman (
antibiotika).
Snelverband: pembalut
pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka saat akan
digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar
6) Kasa
Steril :
Kassa yang dipotong dengan
berbagai ukuran untuk menutup luka kecil yang sudah diberi
obat-obatan ( antibiotika,antiseptic )
Setelah ditutup kassa
itu kemudian baru dibalut
H. Jelaskan prinsip dalam mengangkut dan mengangkat
pasien!
PEMBAHASAN
Prinsip mengangkut
pasien :
Kondisi pasien
harus stabil selama proses transportasi/pemindahan.
Prosedur resusitasi yang
terus menerus harus dipertahankan selama transportasi
Pasien harus ditemani
oleh seorang staf dengan tingkat yang sesuai, sesuai dengan kondisinya.
Tanggung jawab
pengelolaan pasien harus diserahkan secara baik kepada departemen yang menerima
Sepanjang pelaksanaan
pemindahan korban perlu dilakukan pemantauan dari korban tentang:
Keadaan
umum korban
Sistem
persyarafan (kesadaran)
Sistem
peredaran darah (denyut nadi dan tekanan darah)
Sistem
pernapasan
Bagian
yang mengalami cedera.
Prinsip pengangkatan
dengan tandu
Pengangkatan
korban,
Harus secara efektif dan
efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha, bahu, panggul), dan
beban serapat mungkin dengan tubuh korban.
Sikap
mengangkat.
Usahakan
dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.
Posisi
siap angkat dan jalan.
Biasanya
posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
· Menaik,
bila tungkai tidak cedera,
· Menurun,
bila tungkai luka atau hipotermia,
· Mengangkut
ke samping,
· Memasukan
ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
· Kaki
lebih tinggi dalam keadaan shock.
Prinsip pengangkatan
korban secara umum :
1) Nilai kesulitan
yang mungkin akan terjadi pada saat proses pemindahan dan pengangkatan
berlangsung.
2) Rencanakan
pergerakan sebelum mengangkat penderita, termasuk bagaimana memindahkannya.
Berapakah berat penderita? Bagaimana memindahkannya? Berapa jauh pergerakan
penolong? Metode pengangkatan apa yang akan digunakan?. Ini merupakan beberapa
pertanyaan yang jawabannya akan menentukan cara yang dipilh.
Pengalaman memainkan peranan yang sangat besar untuk menentukan langkah terbaik
Jangan coba mengangkat dan
menurunkan penderita jika tidak yakin mampu mengendalikannya.
Gunakan otot tungkai untuk
mengakat, bukan otot punggung. Gunakan otot paha, hindari gerakan membungkuk.
Selalu upayakan agar punggung berada dalam suatu garis lurus. Otot punggung
hanya digunakan untuk menjaga keseluruhan punggung. Gunakan otot untuk menekuk,
hindari penggunaan otot-otot regang. Otot untuk menekuk lebih kuat.
Jaga keseimbangan . selalu
mulai dari posisi pembebanan yang seimbang dan pertahan agar tetap seimbanga.
Pindahkan penderita dengan
beban serapat mungkin dengan tubuh penolong. Merapatkan beban ke tubuh membantu
mengurangi beban otot. Pegangan akan lebih kuat dan posisi lebih stabil.
Tindakana ini juga untuk membantu mencegah terjadinya cedera punggung.
Lakukan gerakan secara
menyeluruh agar tubuh saling menopang secara vertikal. Bayangkan bahwa bahu
anda ditopang oleh pinggang, pinggang pada tungkai.
Bila dapat kurangi jarak atau
ketinggian yang harus dilalui. Ini akan menghemat tenaga penolong, termasuk
untuk menghindari cedera.
PERBAIKI POSISI DAN ANGKAT SECARA BERTAHAP.
Komentar
Posting Komentar